Posted by EduwaUNJ on 14.59

Gelora dan Gauangan Revolusi

(Pendidikan Perlawanan)

Bahkan, gelora dan gaungan revolusi bisa ada di buku seperti ini, novel fiksi remaja. Pasti cerita-ceritanya itu lagi, beda-beda dikit lah seperti di negeri kita. Kalo di negeri kita rezim yang berkuasa 30 tahun lebih tapi disini rezim yang berkuasa hampir genap 1000 tahun.

Mereka berpendapat sudah saatnya rezim ini diakhiri. Warga menolak dijadikan robot, diatur dalam segala aspek, dan tidak bebas menyatakan pendapat. Pemilihan pemimpin sudah demokrasi memang, tapi sistem hanyalah sistem. Sistem itu bisa korup dan sangat rusak saat sekelompok orang menguasai semuanya.

Yang menjadi penguasa itu-itu saja, dari elite dan partai yang sama, keluarga yang sama, dan bahkan mereka berkuasa puluhan hingga ratusan tahun, dinasti yang amat picik, lingkaran setan yang teramat kotor. Mereka menguasai informasi, menguasai komunikasi, menguasai teknologi dan lebih penting mengendalikan militer.

Pemilihan-pemilihan selalu digelar setiap 5 tahun memang. Demokrasi tidak sesederhana memilih yang disuka dan tidak suka. Warga tidak dapat mengeluarkan pendapat secara terbuka, apalagi alternatif lain. Sekali ada yang punya pendapat berbeda, pasukan militer akan menganggapnya pemberontakan. Demokrasi akhirnya hanya jadi alat pembenaran, legalisasi kejahatan terorganisir penguasa. Mereka dipilih warga, itu benar. Tapi apakah warga bebas menentukan pendapatnya, itu menjadi masalah puluhan bahkan ratusan tahun terakhir.

Dahulu kata orang tua, para pegawai-pegawai pemerintah pada saat pemilihan diminta memilih dikantor pemerintah, tidak boleh ditempat lain, akibatnya apa? Serentak semua memilih partai penguasa, karena takut jika ketahuan memilih partai lain akan diputus kerja.

Dan akan selalu muncul simbol harapan baru, menjadi simbol perlawanan bahwa nasib para proletariat bisa lebih baik. Seluruh warga di seluruh negeri dapat hidup damai dan saling menghargai. Apa pun kelebihan dan kekurangannya. Jadi sekarang tinggal pilihanmu, bergabung dalam pasukan revolusi, atau tetap patuh diam dan bungkam, terus-menerus membiarkan rezim zalim berkuasa.


Ditulis oleh: Tri Kurnianto, A.Md (Staf departemen pendidikan dan penelitian BEM UNJ 2018-2019)
Berdasarkan buku : Bintang - Tere Liye