• AYO BACA

    Berbagi inspirasi dari buku yang kamu baca. Kamu adalah apa yang kamu baca.

    Read More
  • Hentikan UN

    banyak permasalahan pendidikan mulai dari budaya kecurangan para pelaku pendidikan, kastanisasi mata pelajaran, mistisisme pendidikan, serta reduksi sekolah menjadi sekadar bimbingan tes.

    Read More
  • #KE8

    Kuliah virtual seputar pendidikan. Sarana berbagi gagasan dan diskusi setiap malam minggu pukul 20.00. Follow twitter dan facebook kami.

    Selengkapnya
  • Petisi Tolak TIK Dihapus

    “Anak TK dan SD saja sudah bisa internetan…” TIK / KKPI bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK/KKPI sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan

    Read More

Jumat, 01 Juni 2018


Gelora dan Gauangan Revolusi

(Pendidikan Perlawanan)

Bahkan, gelora dan gaungan revolusi bisa ada di buku seperti ini, novel fiksi remaja. Pasti cerita-ceritanya itu lagi, beda-beda dikit lah seperti di negeri kita. Kalo di negeri kita rezim yang berkuasa 30 tahun lebih tapi disini rezim yang berkuasa hampir genap 1000 tahun.

Mereka berpendapat sudah saatnya rezim ini diakhiri. Warga menolak dijadikan robot, diatur dalam segala aspek, dan tidak bebas menyatakan pendapat. Pemilihan pemimpin sudah demokrasi memang, tapi sistem hanyalah sistem. Sistem itu bisa korup dan sangat rusak saat sekelompok orang menguasai semuanya.

Yang menjadi penguasa itu-itu saja, dari elite dan partai yang sama, keluarga yang sama, dan bahkan mereka berkuasa puluhan hingga ratusan tahun, dinasti yang amat picik, lingkaran setan yang teramat kotor. Mereka menguasai informasi, menguasai komunikasi, menguasai teknologi dan lebih penting mengendalikan militer.

Pemilihan-pemilihan selalu digelar setiap 5 tahun memang. Demokrasi tidak sesederhana memilih yang disuka dan tidak suka. Warga tidak dapat mengeluarkan pendapat secara terbuka, apalagi alternatif lain. Sekali ada yang punya pendapat berbeda, pasukan militer akan menganggapnya pemberontakan. Demokrasi akhirnya hanya jadi alat pembenaran, legalisasi kejahatan terorganisir penguasa. Mereka dipilih warga, itu benar. Tapi apakah warga bebas menentukan pendapatnya, itu menjadi masalah puluhan bahkan ratusan tahun terakhir.

Dahulu kata orang tua, para pegawai-pegawai pemerintah pada saat pemilihan diminta memilih dikantor pemerintah, tidak boleh ditempat lain, akibatnya apa? Serentak semua memilih partai penguasa, karena takut jika ketahuan memilih partai lain akan diputus kerja.

Dan akan selalu muncul simbol harapan baru, menjadi simbol perlawanan bahwa nasib para proletariat bisa lebih baik. Seluruh warga di seluruh negeri dapat hidup damai dan saling menghargai. Apa pun kelebihan dan kekurangannya. Jadi sekarang tinggal pilihanmu, bergabung dalam pasukan revolusi, atau tetap patuh diam dan bungkam, terus-menerus membiarkan rezim zalim berkuasa.


Ditulis oleh: Tri Kurnianto, A.Md (Staf departemen pendidikan dan penelitian BEM UNJ 2018-2019)
Berdasarkan buku : Bintang - Tere Liye

Jumat, 11 Mei 2018


TER 2018 : The Power Of Character to Changing Our Future Education

BEM UNJ, Tepat pada hari Jumat (4/5) hingga Minggu (6/5) kemarin telah dilaksanakan agenda Training for Education Reformers dari Departemen Pendidikan dan Penelitian beserta Education Watch, BEM UNJ 2018. Acara tersebut dilaksanakan di SMP Ar Royan, Bogor, Jawa Barat.

Acara yang berlangsung selama 3 hari 2 malam tersebut diawali dengan kumpul peserta di Kampus A, UNJ pada pukul 19.00 WIB untuk selanjutnya berangkat bersama. Setelah kumpul bersama, peserta melakukan shalat maghrib di Masjid Nurul Iman. Tepat pada pukul 18.30 WIB peserta berangkat menuju ke lokasi dengan mengendarai mobil tronton.

Peserta pun tiba di lokasi pukul 23.59 WIB. Setelah itu, peserta pun beristirahat hingga pukul 03.30 WIB.

Di hari kedua, peserta melakukan Qiyamul Lail (shalat tahajud) pukul 03.30 – 04.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat subuh dan dzikir berjamaah hingga pukul 06.00 WIB.

Acara pun dibuka dengan dilaksanakannya Apel pada pukul 06.00 WIB di halaman SMP Ar Royan. Peserta pun melakukan senam yang dipimpin oleh Indrawana Sinaga hingga pukul 08.00 WIB.

Selanjutnya pada pukul 08.00 – 09.45 WIB peserta melakukan pengabdian masyarakat di SMP Ar Royan. Peserta perempuan melakukan sharing motivasi untuk melanjutkan pendidikan, mengingat akses pendidikan di sana sangatlah sulit. Sementara peserta laki-laki melakukan pengecoran jalan di sekitar sekolah yang sebelumnya terjal dan berbatu, sehingga menyulitkan mobilisasi kendaraan.

Acara dilanjutkan dengan diskusi FGD tentang Isu pendidikan. Dalam FGD ini peserta dibagi ke dalam 4 kelompok yang dibimbing oleh seorang fasil di setiap kelompoknya. Setelah itu, acara selanjutnya yaitu Pro dan Kontra hingga pukul 12.00 WIB. Pro dan Kontra ini merupakan debat pendidikan yang membahas tentang masuknya dosen asing ke Indonesia. Setelah itu peserta pun melakukan ishoma pada pukul 12.00 WIB. Lalu panitia memberikan free time kepada peserta hingga pukul 14.30 WIB.

Pada pukul 14.30 WIB peserta melakukan sharing bersama Pak Oyan selaku pemilik Yayasan Ar Royan dan aktivis pendidikan . Pak Oyan berbagi tentang bagaimana kisah beliau hingga akhirnya bisa mendirikan sekolah Ar Royan dan motivasi bagi para pendidik.

Acara dilanjutkan dengan bedah buku oleh peserta mulai pukul 16.30 hingga 17.45 WIB. Setelah itu acara pun dilanjutkan dengan ishoma.

Pada pukul 19.45 – 20.30 WIB peserta kembali berkumpul untuk mengikuti acara Kapita Selekta. Acara ini merupakan acara yang bertujuan untuk mengenalkan punggawa Eduwa garda 8 dan 9, membahas sejarah Eduwa lalu diakhiri dengan sesi tanya-jawab.

Usai Kapita Selekta, peserta pun mengikuti materi Pendidikan Karakter Dari Masa Ke Masa yang disampaikan oleh Septian Dicky Pratama, S.Pd. Pukul 22.00 WIB peserta pun melakukan istirahat.

Keesokan harinya pada pukul 03.00 WIB peserta melakukan QL. Setelah itu peserta melakukan shalat subuh berjamaah dan tilawah pada pukul 04.00 WIB.

Acara pun dilanjutkan dengan FGD Isu Pendidikan mulai pukul 06.00 – 07.30 WIB yang dibagi ke dalam kelompok dengan dibimbing satu fasil. Kemudian panitia mengarahkan peserta untuk shalat dhuha dan sarapan hingga pukul 08.00 WIB.

Acara pun dilanjutkan dengan trip ke curug Cibeureum pada pukul 08.00 WIB. Peserta mengendarai mobil pick up lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi. Setibanya di curug, Hashfi Aufar (Kadept Diklit) dan Moh. Wildan Habibi (Ketua BEM UNJ) pun melakukan sambutan. Lalu peserta diarahkan untuk berdiri di bawah air terjun untuk melakukan ikrar dari Kapten Education Watch UNJ, Safana. Dengan dilakukannya ikrar ini peserta resmi menjadi anggota EDUWA UNJ.

Pukul 13.00 WIB peserta pun kembali ke penginapan untuk melakukan bersih-bersih diri, shalat dan makan sebelum pulang. Akhirnya tepat pukul 14.30 WIB dilakukan Apel Penutupan yang dipandu oleh Prasetyo Setiawan (Wakil Ketua BEM UNJ). Setelah Apel, peserta melakukan foto bersama. Lalu peserta pun diarahkan menuju tronton.

Akhirnya pada pukul 16.30 WIB peserta dan panitia pun melakukan perjalanan pulang. Di dalam tronton, para peserta pun melakukan sesi tukar kado yang dipandu oleh panitia. Peserta pun tiba di Kampus A UNJ pada pukul 20.30 WIB.

Sabtu, 17 Februari 2018

Mencari Paradigma Pembangunan


Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari pembangunan pendidikan, karena pendidikan yang bermutu akan turut menentukan mutu pembangunan sehingga melalui pendidikan akan membentuk dan melahirkan manusia bermutu, selanjutnya manusia bermutu akan menghasilkan pembangungan yang bermutu pula. Pentingnya pendidikan ini perlu melalui pendidikan yang dikelola secara profesional agar tujuan melahirkan manusia bermutu akan menghasilkan dengan baik.

Pada mulanya taksiran yang dilakukan oleh Edward F. Denison (1974) Amerika Serikat, tidak kurang dari 40 persen dari sumber pertumbuhan perekonomian Amerika serikan ditentukan oleh faktor pendidikan. Analisis Komprehensif yang dilakukan oleh Hollis B. Chenery (1986) menyimpulkan bahwa negara negara yang rata rata pendidikan angkatan kerjanya relatif panjang ditandai oleh relatif besarnya sumbangan angkatan kerja dan demikian pula sebaliknya. Atas dasar kebijakan itu, maka kebijakan pemerintah dinegara sedang berkembang untuk memberikan porsi yang serius terhadap pembangunan manusia (human development) untuk mendapatkan rasionalitas yang sangat tinggi pasca 1960-an.

Kegagalan dari penerapan strategi pembangunan yang memberikan prioritas lebih besar terhadap orientasi pertumbuhan ekonomi (growth Oriented Strategies) dalam membangun yang ternyata membangun konsekuensi dari hasil pembangunan. Sekurang kurangnya konsekuensi yang nyata terpantau selama proses pembangunan adalah perhitungan nilai tambah barang barang dan jasa, yang diistilahkan oleh Profesor Paul A Samuelson sebagai Bad Commoditeas, luput dari pengurangan nilai tambah produksi agregatif, seperti produksi limbah, karbondioksida, pencemaran laut, bencana alam dan sebagainya.

Sulit membuktian bahwa periode tahun 1960 – 1970 dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi justru semakin membentuk kelompok masyarakat kaya dan miskin dan terjadi jurang perbedaan yang semakin lama bukan semakin mengecil, akibat pertumbuhan ekonomi, namun sebaliknya, semakin memperburuk situasi, baik dilihat dari distribusi pendapatan, ketimpangan pembangunan antar daerah, masalah pengangguran dan setengah pengangguran dan yang terakhir disebut sebut semakin banyak kelompok pekerja yang termasuk ke dalam kelompok pekerja tertinggal.

Pembangunan bukan sekedar mendirikan gedung-gedung, membangun jalan-jalan. Pembangunan harus berguna bagi penduduk yang tinggal di dalamnya. Pembangunan harus berguna bagi mengangkat mutu dari masyarakatnya. Dalam membangun SDM, perhatian juga tidak boleh diarahkan kedalam negeri saja, namun juga berorientasi ke luar, kepada dunia yang berlari begitu cepat dan terbuka.

Ditulis oleh : M. Hashfi Aufar (ketua departemen pendidikan dan penelitian BEM UNJ 2018)
Berdasarkan buku:
The Economics of Education

Kasus Pak Budi: Duka Dunia Pendidikan

Halo Sobat Pendidikan 

Berita dari dunia pendidikan yang sedang hangat dibicarakan, yaitu kasus seorang guru bernama Pak Budi yang meninggal akibat kekerasan yang dilakukan oleh anak muridnya yang tidak terima atas teguran ketika proses belajar dan mengajar sedang berlangsung di kelas. 

Pada tanggal 1 Februari 2018 kabar duka menghinggapi dunia pendidikan Indonesia. Kesedihan hadir dari sebuah lembaga pendidikan menengah di Desa Jrengik Kec. Jrengik Kab. Sampang SMAN 1 Torjun. Seorang guru muda bernama Ahmad Budi Cahyono meninggal dunia. Berdasarkan hasil diagnosa dari pihak rumah sakit  penyebab kematian berasal dari matinya fungsi utama otak atau dalam istilah medis yakni Mati Batang Otak (MBA). Kematian ditenggarai dari sebuah pemukulan yang dilakukan siswa.

Penuturan Kepala Sekolah SMAN 1 Torjun, pemukulan berawal dari  penolakan siswa atas teguran yang dilakukan guru. Siswa sudah ditegur secara halus namun, siswa tersebut menghiraukannya justru sikap siswa tersebut menjadi-jadi dan menganggu temannya. Melihat sikap siswa tersebut, pak Budi menindaknya dengan cara mencoret pipi siswa. Tanpa panjang pikir siswa memukul pak Budi. Kejadian ini langsung dilaporkan kepada kepala sekolah. Setelah melalui proses pelaporan pak Budi diizinkan untuk pulang. Sesampainya di rumah, pak Budi mengeluh sakit dibagian lehernya. Beberapa menit kemudian, pak Budi kesakitan dan tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit dan meninggal saat hendak dirawat.

Sebagai guru, pak Budi sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 74. Tahun 2008 Pasal 39 ayat 1 yang berbunyi “Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta didiknya yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan guru, peraturan perundang undangan dalam proses pembelajaran yang berada dibawah kewenangannya.” Pada ayat 2 disebutkan, sanksi tersebut dapat berupa teguran dan/atau peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta hukum yang bersifat mendidik sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.


Belajar dari kasus ini, Lalu bagaimana sikap kita sebagai calon-calon pendidik?


Yuuuk bacabaca selengka di :
bit.ly/KasusPakBudi

Ditulis berdasarkan hasil kajian:
Departemen pendidikan dan penelitian BEM UNJ 2018
-Kabinet Jayakarta-

Senin, 17 Oktober 2016

Lomba Naskah Drama (KP-HCG)

Tema :
Aku Bangga Jadi Guru!

Ketentuan Peserta :
1. Peserta adalah mahasiswa atau pelajar se-Jabodetabek dengan menunjukkan identitas KTM atau Kartu Pelajar (Terbuka untuk umum).
2. Karya dibuat secara individu.
3. Memilih salah satu tema yang telah ditentukan.
4. Tidak mengandung SARA.
5. Karya dibuat dengan format doc.
6. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 10.000/karya.

7. Karya dikirimkan ke email diklitbemunj@gmail.com atau bisa langsung ke Sekretariat BEM UNJ Gedung G Lantai 1.



Kategori Penilaian :
- Kreativitas naskah drama
- Alur dan isi naskah drama.
- Hikmah dari naskah drama.


Timeline 
- Publikasi dan Pendaftaran : 24 Oktober-08 November 2016
- Batas akhir Pengumpulan Karya : 8 November 2016
- Penjurian : 09-11 November 2016
- Pengumuman Pemenang : 13 November 2016

Pemenang :
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 200.000, sertifikat, dan undangan hadir dalam Puncak acara HCG pada tanggal 25 November 2016 di Aula Sertifikasi Guru Lantai 9, Kampus A UNJ.

Teknis :
1. Calon peserta melakukan pendaftaran dengan format: Daftar_ND-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
2. Peserta membayarkan biaya pendaftaran ke sekretariat BEM UNJ dengan melakukan janji/konfirmasi kepada CP
3. Peserta mengikuti perlombaan dan dapat mengirimkan hasil karyanya
4. Konfirmasi kepada CP telah mengirim hasil karya dengan format: Kirim_ND-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
5. CP Lomba : 089681431563 (Whatsapp) atas nama Mira Marini
6. Penjurian
7. Pengumuman pemenang

Lomba Mural (KP-HCG)

Tema :
Warna-warni Pendidikan Indonesia

Ketentuan Peserta :

1. Peserta adalah mahasiswa atau pelajar se-Jabodetabek dengan menunjukkan identitas KTM atau Kartu Pelajar (Terbuka untuk umum).

2. Karya dibuat secara individu.
3. Membawa pilox dan peralatan membuat mural lainnya.
4. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 20.000,-

Kategori Penilaian :
Kreativitas mural.
Alur dan isi mural.
- Hikmah dari mural.
Like terbanyak, karya mural akan diunggah ke sosial media EDUWA UNJ.

Timeline :
- Publikasi dan Pendaftaran : 03 Oktober-20 November 2016
- Pelaksanaan lomba : 22 November 2016
Penjurian : 22-24 November 2016
- Pengumuman Pemenang : 24 November 2016
- Penganugerahan : 25 November 2016
-

Pemenang :
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 350.000, sertifikat, dan undangan hadir dalam Puncak acara HCG pada tanggal 25 November 2016 di Aula Sertifikasi Guru Lantai 9, Kampus A UNJ.

Teknis :
1. Calon peserta melakukan pendaftaran dengan format: Daftar_LM-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan ke CP
2. Peserta membayarkan biaya pendaftaran ke sekretariat BEM UNJ dengan melakukan janji/konfirmasi kepada CP
3. Peserta mengikuti perlombaan
4. CP Lomba : 085771953110 (Whatsapp) atas nama Dina Rosanty
5. Penjurian
6. Pengumuman pemenang

Lomba Desain Poster (KP-HCG)

Tema :
1. Potret Guru Indonesia

2. Aku Bangga Jadi Guru!

Ketentuan Peserta :
1. Peserta adalah mahasiswa atau pelajar se-Jabodetabek dengan menunjukkan identitas KTM atau Kartu Pelajar (Terbuka untuk umum).
2. Karya dibuat secara individu.
3. Memilih salah satu tema yang telah ditentukan.
4. Karya dibuat dengan format jpeg/png/psd.
5. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 10.000/karya.
6. Karya dikirimkan ke email diklitbemunj@gmail.com atau bisa langsung ke Sekretariat BEM UNJ Gedung G Lantai 1.

Kategori Penilaian :
Kreativitas desain poster.
- Alur dan isi poster.
Hikmah dari poster.

Timeline :
Publikasi dan Pendaftaran 24 Oktober- 14 November 2016
- Batas akhir Pengumpulan Karya : 14 November 2016
- Penjurian : 15-18 November 2016
-  Pengumuman Pemenang : 24 November 2016
- Penganugerahan : 25 November 2016

Pemenang :
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 200.000, sertifikat, dan undangan hadir dalam Puncak acara HCG pada tanggal 25 November 2016 di Aula Sertifikasi Guru Lantai 9, Kampus A UNJ.

Teknis :
1. Calon peserta melakukan pendaftaran dengan format: Daftar_DP-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
2. Peserta membayarkan biaya pendaftaran ke sekretariat BEM UNJ dengan melakukan janji/konfirmasi kepada CP
3. Peserta mengikuti perlombaan dan dapat mengirimkan hasil karyanya
4. Konfirmasi kepada CP telah mengirim hasil karya dengan format: Kirim_DP-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
5. CP Lomba : 083870171141 (Whatsapp) atas nama Vicky N. F
6. Penjurian
7. Pengumuman pemenang

Lomba Film Dokumenter (KP-HCG)

Tema :
1. Apa Kabar Pendidik Bangsa?

2. Aku Bangga Jadi Guru!
3. Untukmu, Guru Indonesia

Ketentuan peserta :
1. Peserta adalah mahasiswa atau pelajar se-Jabodetabek dengan menunjukkan identitas KTM atau Kartu Pelajar (Terbuka untuk umum).
2. Karya dibuat secara individu atau kelompok dengan maksimal jumlah 3 orang dalam satu kelompok
3. Memilih salah satu tema yang telah ditentukan.
4. Karya dibuat dengan format mp4.
5. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 15.000/karya
6. Karya dikirimkan ke email diklitbemunj@gmail.com atau bisa langsung ke Sekretariat BEM UNJ Gedung G Lantai 1.

Kategori Penilaian :
Kreativitas film.
- Alur dan isi cerita dari film.
Hikmah dari film.

Timeline :
Publikasi dan Pendaftaran 24 Oktober- 14 November 2016
- Batas akhir Pengumpulan Karya : 14 November 2016
- Penjurian : 15-18 November 2016
-  Pengumuman Pemenang : 24 November 2016
- Penganugerahan : 25 November 2016

Pemenang :
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 250.000, sertifikat, dan undangan hadir dalam Puncak acara HCG pada tanggal 25 November 2016 di Aula Sertifikasi Guru Lantai 9, Kampus A UNJ.

Teknis :
1. Calon peserta melakukan pendaftaran dengan format: Daftar_FD-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
2. Peserta membayarkan biaya pendaftaran ke sekretariat BEM UNJ dengan melakukan janji/konfirmasi kepada CP
3. Peserta mengikuti perlombaan dan dapat mengirimkan hasil karyanya
4. Konfirmasi kepada CP telah mengirim hasil karya dengan format: Kirim_FD-KP-HCG_Nama Peserta_Prodi_Fakultas_Universitas_No.Hp_Angkatan Ke CP
5. CP Lomba : 089620476922 (Whatsapp) atas nama Eva.A.B
6. Penjurian
7. Pengumuman pemenang

Kamis, 08 September 2016

Siaran Pers Kuliah Umum



Eksistensi Guru dalam Mengokohkan Peran Pendidik Bangsa

Oleh: Silvia Fajriani (Plt Kepala Departemen Pendidikan & Penelitian BEM UNJ)

Pada hari Rabu, 7 September 2016 bertempat di Gedung Sertifikasi Guru lantai 8 pukul 10.00 – 12.00 WIB, Departemen Pendidikan dan Penelitian BEM UNJ 2016 bersama Education Watch mengadakan Kuliah Umum dengan tema Eksistensi Guru dalam Mengokohkan Peran Pendidik Bangsa yang menghadirkan Pak Tarma S.Pd., M.Pd. sebagai narasumber. 

Acara ini dihadiri oleh 77 orang peserta dari berbagai fakultas di Universitas Negeri Jakarta. MC dan Moderator Kuliah Umum kali ini adalah Putro Ari Wibowo (FT’13) dan Mardian Chandra (FMIPA’14).

Narasumber mengawali materi dengan menceritakan kejadian yang dialami Jepang ketika tragedi Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada saat seperti itu, langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah mengitung guru yang tersisa dan kemudian mencari sumber buku dari berbagai negara untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Bahkan, dalam keadaan luluh lantak pun Jepang memberikan dana pendidikan 50% lebih untuk pendidikan. Bagaimana dengan Indonesia? Saat ini Indonesia memberikan dana pendidikan hanya 20%, bahkan dana ini tidak dialokasikan untuk pendidikan di luar Kementrian Pendidikan dan Budaya seperti IPDN di bawah naungan Kementrian Dalam Negeri. 

Pada materi inti narasumber memaparkan beberapa tantangan bangsa Indonesia, yang pertama yaitu Bonus Demografi. Bonus Demografi adalah kondisi dimana penduduk produktif jauh lebih banyak daripada penduduk non produktif. Harusnya dalam kondisi seperti ini Indonesia mempunyai pendapatan perkapita yang melimpah. Keuntungan bonus demografi adalah pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Namun bencananya adalah apabila masyarakat tidak dipersiapkan sebaik-baiknya. 

Bagaimana guru menyiapkan SDM untuk menggunakan momentum Bonus Demografi? Jawabannya adalah Belajar dari China dan Korea Selatan yang berhasil memanfaatkan Bonus Demografi, contohnya di Korea selatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jauh lebih banyak dari Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mempersiapkan masyarakat sebaik-baiknya dalam memanfaatkan Bonus Demografi sedangkan di Indonesia malah sebaliknya. 

Tantangan Bangsa Indonesia yang kedua yaitu Pasar Bebas. Apa peran guru dalam menyiapakan peserta didik untuk menghadapi MEA? Semua kurikulum sudah merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) namun yang kita hadapi adalah pasar bebas ASEAN bukan Nasional harusnya disesuaikan dengan standar ASEAN juga.

Tantangan yang ketiga yaitu struktur tenaga kerja. Lebih dari 50 % lulusan SD menjadi pengangguran. Sedangkan lulusan sarjana sebanyak 10% menjadi pengangguran. Skill apa yang dibutuhkan dunia? Ternyata yang paling dibutuhkan adalah kerjasama dalam tim dan memecahkan masalah yang paling dibutuhkan di dunia kerja dan itu tidak dipelajari dalam mata pelajaran sekolah dan kuliah. Jadi permasalahan bagi tenaga kerja bangsa Indonesia adalah _Soft Skill_.

Tantangan yang keempat adalah globalisasi. Menurut narasumber globalisasi merupakan pisau bermata dua. Ia bisa sangat membantu kita dalam segala hal namun bisa merusak kita. 

Selanjutnya narasumber memaparkan tentang kondisi guru saat ini yaitu mengenai kualifikasi akademik, banyak guru yang belum sarjana dan tidak mememenuhi standar kompetisi guru. Pada tahun 2012 diadakan Uji Kompetensi guru secara tertulis hasilnya nilai rata-rata sebesar 47,25 dari rentang nilai 0-100. Pada tahun 2015 diadakan Uji Kompetisi Guru (UKG) dan lagi-lagi hasilnya sangat minim yaitu rata-rata yang diperoleh sebesar 45,2 dari nilai minimum kelulusan sebesar 55. 

Apa yang membuat kualifikasi guru seperti ini? Siapa yang menghasilkan guru? Jawabannya adalah Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan (LPTK) dan salah satunya UNJ. Sedangkan untuk kondisi siswa saat ini masih lemahnya kualitas pendidikan dan mutu pendidikan. Sistem pendidikan guru seharusnya mengikuti kuliah S-1 Kependidikan ataupun S-1 non kependidikan, setelah lulus calon guru haru mengikuti Pendidkan Profesi Guru (PPG) dan baru bisa dikatakan sebagai guru professional. Seperti hal nya dokter, calon dokter harus menempuh kuliah S-1 kedokteran dan kemudian mengambil pendidikan dokter ahli barulah ia disebut sebagai dokter.

Terakhir, narasumber memberikan statementnya, _"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sasaran belajar dan proses pembelajaran"._

Rabu, 17 Agustus 2016

KUMPUL PERDANA GARDA VIII


Halo-halo kawan UNJ, Di Selasa yang ceria ini, kami Eduwa Garda 8 mengadakan kumpul perdana nih... Di Ruang 508, IDB 2 Lantai 5. Acara kira-kira dimulai pukul 09:50 WIB dengan diawali doa, dan selanjutnya adalah materi penguatan Organisasi khususnya Eduwa, yang dibawakan oleh Bang Faisal. Penguatan ini kami rasa perlu karena dengan penguatan ini, akan membuat hawa Eduwa kedepannya jadi lebih baik nih, agar kita sebagai agen yang "mendidik menata peradaban" dapat terus menjalankan misinya. Selanjutnya setelah materi adalah penyerahan kenang-kenangan kepada pembicara yang dilakukan oleh kapten kita (Chandra). Lalu ada pembacaan nih mengenai struktur Eduwa Garda VIII, dan inilah kami :

👮Kapten : Chandra
📝Sekretaris : Husna
💸Bendahara : Diah 

👬👭PSDM
👱🏻Kadiv : Anto
👥👤 Staff : :
A. Safitri
Haamidatul. W
Cintasya. N
Eva. A
Safana. N
Dina. R
Diki. I
Fatmi. R
Mujahid. R
Fatra. N
Virgyana
D. Prima
A. Rokibani
F. Nisa
Arief. B

📱 Media
👱🏻Kadiv : Dody
👥👤 Staff :
Khansa. M
N. Korin
Pratami. N
Winda. N
A. Kunti
Nita. A
Vicky. N
Indah. K
Tri. A
Dina. I
Tita. S
Wafirul. H
David. S
Nadiyatul

📚Kajian
👩🏼Kadiv : Uun
👥👤 Staff :
Ana. H
Fitria. N
S. Mardiani
Pariqoh. B
Faizah. N
Mahmud. B
Wildan. A
A. Suci
Tomi. I
Miqdad. R
Laela. S
Vio. A
Indri. S
Runi
Rahmianti

Selanjutnya adalah acara yang ditunggu-tunggu yaitu Kumpul per divisi dengan sebelumnya sudah diumumkan oleh kapten, ditemani yang segar-segar yaitu Es Krim yang membuat semangat berkumpul bertambah. Nah tujuan dari kumpul ini adalah memperkenalkan diri, memperkenalkan divisinya seperti apa, dan harapan bagi Eduwa melalui divisi tersebut. Sekitar jam 12 acara pun ditutup dan menandakan berakhirnya agenda hari ini. Sampai jumpa di agenda Eduwa berikutnya 😄

#EduwaUNJ
#MendidikMenataPeradaban
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🐣 Twitter : @Eduwa_UNJ //@BEMUNJ_OFFICIAL 
👥 Facebook : Eduwa Unj  // Bem Unj 
📷 Instagram : @Eduwa_UNJ // @BEMUNJ_OFFICIAL 
📩 Email : eduwaunj@gmail.com
🌐 Situs: tamanpembelajar.blogspot.co.id // www.bemunj.org
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
© EDUCATION WATCH UNJ