Urgensi Pendidikan Terhadap Perbaikan Bangsa

Posted by EduwaUNJ on 10.00

Ilyas Rosyadi, Ka. Departemen Pendidikan BEM UNJ
BEMUNJ.ORG, Jakarta - “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan negara”
Pengertian pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003
Pendidikan merupakan suatu kunci keberhasilan bagi sebuah bangsa, pendidikan juga yang menjadi tolak ukur ketika putra bangsanya dapat berkarya ataupun bersaing dalam dunia internasional. Pendidikan dapat menjadikan sebuah bangsa, menjadi bangsa yang tangguh, mandiri, berkarakter, dan berdaya saing.  Karena baik-buruknya pendidikan sebuah bangsa dapat menentukan kualitas baik-buruk pembangunan manusia yang ada di suatu bangsa tersebut, hal inilah yang memotivasi negara maju seperti Jepang untuk memajukan pendidikan terutama perbaikan di sektor tenaga pendidik atau guru, dan mengirimkan para pelajar mereka ke luar Jepang, setelah kembali mereka menerjemahkan buku-buku yang mereka pelajari ke bahasa Jepang, dan djiual dengan harga semurah mungkin untuk mempermudah masyarakat membelinya, hal ini mereka lakukan setelah negeri mereka porak-poranda pada tahun yang sama pada saat negara kita merdeka pada tahun 1945. Bahkan ketika negara Amerika pada tahun 1957 kalah bersaing dalam teknologi luar angkasa oleh Uni Soviet, senator mereka J.F Kennedy mengatakan: “whats wrong with American Classroom?”  sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam yang dilontarkan oleh senator tersebut, hingga akhirnya melahirkan pembaharuan pendidikan di Amerika pada masa itu.
Jika kita melihat kepada Negara kita, pendidikan juga diposisikan sebagai suatu hal yang penting, betapa tidak dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara tertulis kata “mencerdaskan kehidupan bangsa”, yang artinyafounding fathers Negara kita sangat memperhatikan persoalan pendidikan, menurut Prof. Dr. Soedijarto bahwasanya jika kita ingin memahami makna mencerdaskan kehidupan bangsa, maka kita harus memahami latar belakang sejarah Indonesia dan perkembangan sejarah peradaban sejak Renaninsance. Pada saat itu, sekitar abad ke-17, peradaban dunia didomonasi oleh nilai-nila barat, dalam bidang, politik, ekonomi, dan Iptek, tetapi sebaliknya Indonesia pada awal abad ke-17 secara bertahap berada dibawah kekuasaan penjajah, dan terkuasai secara penuh oleh penjajah pada abad ke-20. Secara kultural negara kita tetap berada dalam kehidupan tradisional dan tidak tersentuh peradaban modern yang rasional, demokratis, dan berorientasi Iptek. Maka pada perspektif ini, Indonesia tertinggal sekitar 400 tahun. Maka, makna dari mencerdaskan kehidupan bangsa pada hakikatnya adalah gerakan transformasi budaya Indonesia dari tradisional feodalistik menjadi budaya modern, rasional, demokratis, dan berorientasi pada Iptek.
Pada masa sebelum kemerdekaan para pejuang kemerdekaan juga menyadari akan pentingnya pendidikan, karena pada masa sebelum kemerdekaan sudah banyak gerakan pendidikan yang dilakukan oleh para pejuang Negara kita. Gerakan pendidikan pada masa itu terlahir dari berbagai macam latar belakang, ada yang berlatar belakang keagamaan, namun tetap dengan semangat patriotisme melawan penjajah seperti Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan dan Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh K.H Hasyim Asy’ari. Selain yang berlatar belakang keagamaan  ada juga gerakan pendidikan yang bernama Budi Utomo dengan tokohnya Dr. Wahidin, Sutomo dan lain sebagainya, serta Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. selain itu ada gerakan wanita peduli pendidikan, seperti R.A Kartini yang mendirikan Sekolah Gadis di Jepara dan Rembang, lalu ada juga Dewi Sartika yang mendirikan sekolah untuk para istri, dan ada juga Rohana Kudus yang mendirikan Sekolah Gadis di Kota Gedang, Bukit Tinggi. Itulah gerakan pendidikan yang didirikan dan dipelopori oleh para pejuang kemerdekaan kita, karena mereka menyadari betul, dengan gerakan pendidikan yang mereka lakukan dapat membawa kepada penyadaran dan pencerdasan terhadap rakyat Indonesia pada saat itu, dan mereka akan bangkit melawan penjajah, dan mereka juga mempunyai keyakinan bahwa yang mereka lakukan adalah sebuah investasi jangka panjang untuk bangsa yang dampaknya dapat dirasakan hingga saat ini.
Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini
Jika kita melihat kepada fakta posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2011 yang dikeluarkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) yaitu berada di urutan ke 124 dari 187 negara yang disurvei, yang salah satu komponen penilaiannya adalah pendidikan. IPM yang rendah merupakan representasi dari buruknya wajah pendidikan kita pada saat ini, jika melihat berita betapa seringnya kita melihat sekolah-sekolah yang roboh, dalam situasi yang tidak sedang terjadi bencana atau bahkan sekolah tersebut belum lama dibangun, atau sebuah fakta lain ketika sekolah di Papua hanya mempunyai satu orang guru untuk SD dan dua orang guru untuk SMP dengan muridnya yang tidak mempunyai buku, atau contoh yang paling mudah yang dapat kita lihat adalah, banyaknya anak-anak usia sekolah, bahkan usia sekolah dasar yang  menjadi pekerja anak, dengan alasan mereka tidak mempunyai uang untuk sekedar makan apalagi bersekolah. Padahal negara kita menganut paham walfare state yaitu negara kesejahteraan, Negara melaksanakan tugasnya dalam rangka untuk melayani warga Negara menuju tatanan kehidupan yang harmonis dan sejahtera.Bahkan dalam pasal 28 C ayat 1 UUD 1945 disebutkan:
setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan ummat manusia”.
            Bahkan belum lama ini buku pelajaran yang membicarakan hal yang belum sepatutunya diketahui anak pada usia SD, biaya pendidikan yang mahal pun masih jadi sorotan, hal ini bisa dilihat angka partisipasi ke perguruan tinggi pada tahun 2009 yang hanya mencapai 18 persen, yang salah satu penyebab rendahnya angka partisipasi itu adalah mahalnya biaya kuliah, dan pada tiap tahun juga perguruan tinggi di negara kita menghasilkan ribuan sarjana dari berbagai disiplin ilmu, tapi mengapa kondisi bangsa kita masih terbelakang? Padahal tujuan pendidikan Nasional kita sungguh sangat ideal, karena meliputi semua dimensi kemanusiaan, yaitu religiusitas, etis, fisik, keilmuan, dan life skill, maka dari itu tugas dari kitalah sebagai mahasiswa dari kampus pendidikan bisa memperbaiki kondisi pendidikan yang hari ini terjadi, untuk kemudian memperbaiki kondisi bangsa ini, walaupun harus melalui proses yang panjang. 
Categories: