Kamu Sekuat Aku
Posted by EduwaUNJ on 12.36
“Ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk INGIN
SESUATU.. Pahamilah bahwa Tuhan punya sejuta tahu akan KEBUTUHANMU.. Awali hari
ini dengan rasa syukur dan keikhlasan.. Nikmat setiap detik waktu yang berdetak
dengan doa dan keikhlasan.. Akhiri ketakutan dengan senyuman dan keikhlasan..
Selamat bermetamorfosis dalam kepompong.. Semoga dapat menjadi “Kupu-Kupu” yang
indah..”
– Ir. Shahnaz
Harque, Ramadhan Presenter, Survivor Kanker
oleh: Awalien Dhea Syafitrie
KAMU SEKUAT AKU
Kamu Sekuat Aku, merupakan karya
dari Ashni Sastrosubroto. Novel Based On
True Story ini bercerita tentang pengalaman pribadi seorang Ashni yang
diceritakan melalui Ashya (nama Tokoh utama dalam Novel) melawan penyakit
Leukimia ALL yang di deritanya. Dengan perjuangan lebih kurang 2 tahun melawan penyakit
lanka ini, dengan susah payah dan jatuh bangun menghadapi kehidupan yang gelap
tanpa kepastian, akhirnya Ashya mampu bangkit dari bayangan kematian
penyakitnya ini.
Berawal dari kecurigaannya tentang gejala yang muncul, yaitu
selalu muntah sehabis makan Ashya mengetahui bahwa Ia mengidap penyakit Kanker
Darah atau lebih banyak dikenal Leukimia ALL. Tubuhnya yang sudah mungil pun
semakin menyusut akibat amukan dari penyakitnya. Namun, dengan dukungan
keluarga dan sahabat terdekatnya, semangat Ashya yang biasa dipanggil Acha
tidak menyusut. Dia segera menuruti keluarganya untuk berobat ke negeri
tetangga, Singapore.
Setelah 6 bulan berobat di Singapore, bukan membaik namun
kondisi Ashya cenderung menurun. Berat badannya tak melebihi adiknya yang masih
duduk di Sekolah Dasar dengan tinggi badan hanya 150 cm. dan akhirnya Ashya
tidak mampu berdiri sendiri dan harus puas untuk mengandalkan kursi roda alat
satu-satunya yang akan membawanya barang berjalan-jalan di taman sekitar rumah
sakit. Dengan bantuan Ayah dan Ibunya, Tante, serta pembantu yang sudah seperti
keluarga, dia menjalani pengobatannya di Singapore. Semua menjaga bergiliran,
tidak lupa juga kedua adiknya, Fadli dan Trimi.
Bukan cobaan fisik saja yang dialami oleh Acha. Setelah hampir
setahun meninggalkan kota tempat tinggalnya, Bandung. Kekasih Acha, Adri
berselingkuh dengan perempuan lain. Ini membuat tekanan bathin teramat sangat
untuk Acha karena Adri selingkuh karena dia takut jika dia menikah dengan Acha,
keturunannya akan menderita penyakit seperti Acha, tanpa dia ketahui bahwa
penyakit Acha bukanlah penyakit menular. Bukan saja berselingkuh, dengan
memanfaatkan kebaikan Ayah dan Ibu Acha yang rela membiayai penerbangannya ke
Singapore demi membuat Acha senang dan berharap membuat kondisi Acha semakin
membaik, nsmun Adri menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan dan
membawakan oleh-oleh untuk kekasihnya yang baru.
Berat memang menjadi Acha, belum lagi penyakit yang menggerogoti
tubuhnya pergi, kekasih yang dia percaya menjadi belahan jiwanya pergi
menghianatinya. Tubuhnya semakin lemah. Berbagai macam cara kemoterapin sudah
Ia jalani. Dari kemoterapi yang berefek muntah-makan-muntah dan seterusnya,
kemoterapi yang membuat dirinya seperti bayi tak mempunyai bulu sehelaipun,
serta kemoterapi yang membuat nafsu makannya bertambah tanpa mengubah tubuhnya
yang kering kerontang. Dengan itu Acha tak punya banyak waktu memikirkan Adri.
Untuk memikirkan dirinya saja, dia sudah tak mampu.
Cobaan tidak berhenti begitu saja, belum lagi rasa kecewa terhadap
penghianatan Adri hilang. Kabar kematian Kakek tersayangnya membuat hatinya
hancur begitu sangat mendalam. Terlebih lagi dia tak berada dekat dengan kakek
yang amat Ia sayangi, bahkan begitu sangat jauh. Ini membuat Acha menjadi tak
tertahankan, keadaan jiwa Acha menjadi tertekan dan mempengaruhi pengobatan
Acha. Dipengaruhi jiwa emosinya yang melonjak tinggi Acha berniat menghentikan
segala pengobatannya. Tidak ada yang namanya minum obat lagi! Tekadnya. Tidak
ada lagi ibadah, tidak ada lagi berdoa. Acha menganggap semuanya sia-sia. Tuhan
memang tidak mengijinkan Ia hidup lama di dunia. Dan Acha tidak segan-segan
lagi menyatakan jauh dengan Tuhan. Segala pengertian yang diberikan oleh
Keluarganya tidak Ia hiraukan dan sampai pada akhirnya Ia merasa kalah dan
mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Saat Acha terbangun dari pingsannya, Ia mendapati semua
keluarganya ada dan sahabat-sahabat dari Bandung melingkarinya di tempat tidur.
Ini membuat Acha berfikir atas semua kesalahan yang telah Ia lakukan, juga
bertaubat kepada Tuhan. Acha menyadari kesombongan serta kesalahan yang selama
ini diperbuatnya. Dan saat dia memasrahkan dirinya kepada yang kuasa itulah dia
mulai melihat hasilnya. Dia mulai dengan semangat melakukan segala pengobatan,
mengatur pola makan serta menghindari apa yang tidak diperbolehkan. Tubuhnya
sedikit demi sedikit mulai membaik. Rambutnnya mulai tumbuh, dan dia sudah tak
merasakan sakit yang hampir setiap hari menyiksanya. Dan akhirnya, Acha kembali
ke bandung.
Acha mulai memperbaiki semuanya, semangat dan bangkit menghadapi
hari esok. Walau tertinggal 2 tahun dari teman-teman seangkatannya, Acha mampu
menamatkan kuliahnya dan berhasil menyandang gelar Sarjana Desain Komunikasi
Visual di Institut Teknologi Bandung. Dengan ini, lunaslah hutang yang hendak
dia bayarkan kepada kedua orang tuanya. Hal yang pernah ia janjikan dulu
sewaktu masih menjalani pengobatan.
Membaca novel ini serasa membuat jiwa yang kosong menjadi terisi
kembali. Semakin mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan dan percaya makna hidup
yang sesungguhnya, bahwa semua akan indah pada waktunya jika dilakukan serta
dijalani dengan perjuangan dan semangat, kesabaran serta keikhlasan. Kita juga
menjadi lebih tahu bagaimana menyikapi hidup yang lebih baik sekalipun hidup
ini terasa gelap pekat untuk kita hadapi, sampai
bagaimana cara kita menghormati dan menghargai seluruh pengorbanan yang telah
dilimpahkan Ibu dan Ayah untuk kita.
Dan percayalah,
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan – Surat Al Insyirah (5)
Categories: ayo baca
