Training For Education Reformers 2016

Posted by EduwaUNJ on 18.03

TER 2016

Halo para pembaca semua J Jumpa lagi dengan kami Education Watch UNJ, kali ini dalam postingan kami akan membahas mengenai sebuah cerita mengenai Training For Education Reformers 2016, acara yang diketuai oleh kak Laela dari Sejarah 2013 ini merupakan acara pengaderan Eduwa menuju Eduwa Garda VIII, dan dalam pelaksanaannya kami tidak sendiri loh tetapi bersama dengan abang dan kakak Departemen Pendidikan dan Penelitian BEM UNJ 2016 yang dimotori atau Kadeptnya yaitu kak Hendy dari Kimia 2012. 

PEMBUKAAN MASA PENDAFTARAN TER 2016 
COMING SOON TER 2016
TER tahun ini merupakan salah satu pelaksanaan TER yang diminati banyak peserta dengan kurang lebih sebanyak 250-an lebih pendaftar dari berbagai Fakultas di UNJ. Dengan mengangkat tema “KOLABORASI PEMUDA UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA” pelaksanaan TER pun selesai dan berakhir pada Mei 2016, dengan rangkaian yang dilaksanakan dari Akhir Maret 2016, dan perencanaan TER sendiri sudah dilakukan semenjak Januari 2016. Berikut merupakan kumpulan kisah mengenai TER 2016 yang sudah kami rangkum dengan beberapa rangkaian kami sadur dari Blog peserta TER 2016 nih hehe Penasaran?, hmm… sebelum itu yuk kita lihat terlebih dahulu Agenda kegiatan TER 2016 J :

AGENDA TER 2016
1. Pendaftaran Peserta Umum : 7 – 30 Maret 2016
2. Pendaftaran Delegasi BEMF/BEMP : 4 – 16 April 2016
3. Kumpul Perdana : 31 Maret 2016
4. Eduwatch + Bedah Buku : 09 April 2016
5. Kunjungan Tokoh : 17-29 April 2016
6. Studium Generale (Kajian 1) : 18 April 2016
7. Diskusi Online Dengan Pak Bukik. S : 23 April 2016
8. Gerget Aliansi Underbow BEM UNJ (Kajian 2) : 30 April 2016
9. Wisata Hati (Aksi Hardiknas) : 02 Mei 2016
10. Puncak TER 2016 : 6 - 8 Mei 2016

A. KUMPUL PERDANA :


Jumpa dengan Kawan Baru

(Eduwa UNJ/31/03/2016) - Memang benar tagline dari situs pendidikan Bincang Edukasi yang mengatakan 'Karena Pendidikan adalah Urusan Kita Semua'. Tak TERkecuali seorang mahasiswa pun memiliki perannya TERsendiri dalam urusan pendidikan ini.
Mengangkat tema Kolaborasi Pemuda untuk Pendidikan Indonesia, rangkaian TER 2016 resmi dibuka sore lalu. Bertempat di TERbuk (Teater TERbuka) kampus A UNJ, pkl 16.30-18.00 wib menjadi saksi semangatnya 100an mahasiswa UNJ untuk turut serta dalam urusan pendidikan, dalam acara Training for Education Reformers (TER) 2016 yang di garap oleh Eduwa UNJ.
Agenda di pandu oleh mc kondang kaka Muklis, kemudian dilanjut sambutan dari Ketuplak TER 2016 si cantik Laela Siti Nur Laela. Kemudian (masih) dilanjut sambutan dari Kapten Eduwa Garda 7 Miqdad Ramadhan dan yang TERakhir sambutan dari 'tetuanya' BEM UNJ Bagus Tito Wibisono.
Sambil menikmati sore dan makan es krim, Kumpul Perdana TER 2016 ini dilanjut dengan pembagian kelompok berserta fasil. Selama kumpul kelompok peserta saling berkenalan dengan kawan baru dari lintas prodi se-UNJ. Selanjutnya fasil menjelaskan siapa itu dan apa saja kegiatan Eduwa, apa itu TER 2016 dan apa saja kegiatannya.
Tidak lupa pula, selama kegiatan TER 2016 ini berlangsung peserta mendapatkan penugasan diantaranya membuat blog atau tumblr, membaca buku (diluar diktat kuliah), kunjungan tokoh pendidikan, celoteh anak dan lain-lain.
Diakhir acara, peserta, fasil dan panitia foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Kamu masih semangat kan ikut TER 2016?

B. EDUWATCH + BEDAH BUKU :


Sesi 1 dimulai pukul 09:00 WIB, dengan oranh yang awalnya sedikit, dan syukurnya lama-kelamaaan jadi bertambah banyak nih hehe. Acara dipandu oleh MC kita nih Fatra dan Dody, Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, selanjutnya ada tilawah oleh Kak Miqdad dan menyanyikan Indonesia Raya yang dipandu oleh Kak Tita. Sebelum nonton, kita ada ice breaking dulu nihh untuk mengasah pikiran kita hehe dengan games bernama Kaisar Jepang yang disini dituntut kepekaan kita loh. Dapat disimpulkan kaisar Jepang ini, tak suka huruf T dalam sebuah kata (Ini games bukan beneran kaisar gak suka huruf T yah) Acaranya membuat para pemirsa pada kebingungan nih, disana juga kita memperkenalkan Jargon TER 2016 yang berbunyi "KOLABORASI PEMUDA UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA". Saatnya kita nonton film deh yaitu Freedom Writers, setelah kurang lebih 120 menit menonton, selanjutnya para pemirsa menyampaikan pendapat dan analisis teman-teman mengenai film ini loh, yang membuat kita juga tambah ilmu pastinya. Setelah tadi kita selesai nonton film Freedom Writers, selanjutnya acara kembali dipandu oleh MC, MC pada kali ini adalah Kak Fatra (PTM 2013) dan Dody (P.Sej 2014) selanjutnya adalah kita mengkaji bersama mengenai film ini, antusias yang cukup besar datang dari para peserta lohh. Banyak sekali statement-stament yang unik, bagus, dan hingga tak terpikirkan mengenai film ini, wah gagasan yang bagus-bagus banget loh Pemberi tanggapan ada sekitar 8 orang dalam diskusi film ini Setelah ini dilanjutkan dengan istirahat deh untuk sholat dan makan.
Memasuki sesi 2 yaitu pada pukul 13:25, dilaksanakanlah Bedah buku, acara kembali dipandu oleh para MC, selanjutnya acara dimoderatori oleh Kak Reni A (PPKn 2012). Buku-buku yang kali ini dipaparkan yaitu :
Kel.2 12 Pasang Mata
Kel.3 Sekolahnya Manusia
Kel.4 Bella : Sekolah tak lupa air mata
Kel.5 lupa endonesia
Kel.6 ayah Edy: memetakan potensi unggul anak
Kel.7 ranah 3 warna
Kel.8 Murid Pasif pangkal Guru Kreatif
Kel.9 Sang Pemimpi
Kel.10 Paradigma Pendidikan Abad XXI dari BSNP
Kel.11 Totochan
Kel.12 Rich dad and Poor dad
Acara dikemas dengan menarik, dengan cara tiap kelompok memaparkan hasil bacaannya dan kembali disharingkan ke teman-teman TER 2016, banyak sekali pengetahuan baru yang kita dapat setelah paparan buku tersebut, dan setelah paparan dilanjutkan dengan sesi menanggapi. Antusias cukup baik pada sesi ini, dan peserta yang datang tak kalah banyak seperti di sesi 1 sebelumnya. Setelah acara selesai kembali dipandu oleh MC, dan selanjutnya ada doa penutup yang dibawakan oleh Kak Fatra. Dan acara benar-benar berakhir setelah MC menutup acara pada hari ini. Sebelum pulang tak lupa foto bersama dulu dong hehe. Dan setelah foto acara pun benar-benar berakhir.

C. KAJIAN 1 :

Nah, untuk kajian 1 : Studium Generale kali ini ceritanya akan dibawa oleh Fitri. N dari Pendidikan IPS 2015 (Eduwa Garda VIII) yuk kita lihat ceritanya J (sumber : http://hiduppendidikan21.blogspot.co.id/2016/04/stadium-generale.html)


             Senang rasanya bisa lanjut ke acara Ter selanjutnya. Hari senin kemarin aku menghadiri Stadium General dengan tema Trisentra Pendidikan. Tema yang sangat ... sangat ... menarik bagi ku. Lalu aku datang pukul 01.30. Saat itu ketua Ter sedang menyampaikan sambutan. Dilanjutkan sambutan oleh ketua departemen pendidikan dan penelitian Bem UNJ.
            Aku merasa tidak sabar untuk mendengarkan seminar dari narasumber yang ada yaitu Prof. Dr. Muchlis Rantoni. L. MA, beliau adalah pembantu rektor 1. Narasumber yang kedua adalah Drs. Dedi Dwitagama. MM. MSI.
             Pembicara pertama adalah Prof Muchlis. Beliau mulai membahas mengenai Trisentra pendidikan. Beliau mengatakan sangat tertarik dengan tema diskusi yang diangkat pada hari itu. Beliau menekankan kepada kita untuk MEMBACA ! Kenapa membaca karena " Humaniora 1 hari ada 3000 teori baru ilmu sosial di journal-journal, paper di seluruh dunia". Jika kita tidak membaca satu hari saja pastinya ilmunya kita ilmu yang kita miliki ini adalah ilmu kolot, ujar beliau.
   Kata-kata beliau tersebut sangat menjadi cambukan bagi ku sendiri. Dalam ceramahnya beliau mengatakan " Jangan-jangan mata kuliah yang kita pelajari saat ini adalah ilmu yang tidak berguna untuk kita ". Hal itu terjadi karena pelajaran kita overloud dan over wide seperti drilling. Hal ini mengakibatkan anak-anak Indonesia hanya mendapatkan pendidikan setengah-setengah.
            Problem pendidikan di Indonesia adalah kurikulum  dan pendidik. Kurikulum kita selalu berubah-ubah dan seperti biasa overloud dan over wide. Anak-anak dipaksa untuk bisa semua mata pelajaran. Anak-anak difokuskan untuk mendapatkan ranking, bukannya tertib sosial. Jika ada anak yang tidak mendapat ranking itu menjadi masalah besar. Walaupun anak-anak tertib,disiplin, sopan tetapi tidak mendapat ranking, itu masih dianggap masalah bagi pendidik di Indonesia. Berbanding terbalik dengan penilaian di luar negeri. Pendidikan di sana lebih mengharapkan siswanya mempunyai akhlak yang baik daripada ranking. Ranking adalah tujuan kedua, tujuan pertamanya adalah mendidik siswanya menjadi manusia selayaknya manusia. Berbeda dengan pendidikan di Indonesia tujuan utamanya  ranking, sikap atau akhlak adalah urusan kedua. Bagaimana pendidikan ini bisa maju? ujar Prof.
            Problem yang kedua adalah masalah pendidik. Siapapun bisa jadi pendidik di Indonesia. Siapapun bisa jadi Guru di Indonesia, dari berbagai background pendidikan apapun, dan berbagai universitas apapun bisa menjadi guru di Indonesia. Prof mengatakan " Guru di Indonesia bukan profesi. Guru hanya dianggap profesi biasa". Ini membuat sembarang orang bisa menjadi guru. Inilah yang membuat kacau pendidikan Indonesia. Tenaga yang mengajarnya saja tidak profesional di bidangnya, bagaimana dengan cara pengajarannya.
             Aku sangat setuju sekali dengan ceramah Prof. Muchlis. Prof juga mengatakan jika TK, SD, SMP, SMA pendidikan di negara maju ini merupakan tanggungan negara. Sistem pendidikan kita, dibuat oleh orang-orang elit birokrasi yang tidak pure  membuat kebijakan pendidikan guna memajukan bangsa. Fariz Zakaria dalam bukunya mengatakan, demokrasi akan berkembang dengan 2 syarat :
·         Tingkat pendidikan masyarakat minimal lulusan SMA.
·         Pendapatan minimal 8000 US per kapita. 

Orang yang tingkat pendidikan minimal lulusan SMA sudah bisa berdemokrasi, dalam arti sduah bisa mengklasifikasikan segala sesuatu. Indonesia merupakan negera yang tingkat pendidikan lulusan SMA  masih belum mencapai 50 %. Sedangkan pendapatan perkapita Indonesia baru mencapai 4000 US per kapita. Negara ini belum menjalankan demokrasi dengan sempurna, ujar prof.
            Orang yang berpendidikan pasti beradap. Model pendidikan di Indonesia telah menghilangkan liberal art education yaitu model pendidikan yang mengajarkan anak untuk kritis, analisis, argumen dsb. Sedangkan yang di gunakan pendidikan kita adalah model drilling, multiple choise , diterangkan, dsb. Satu pesan dari Prof Muchlis yaitu

" JANGAN UBAH SEKOLAH MENJADI LEMBAGA KURSUS".

Sangat bagus dan menarik sekali ceramah yang diberikan Prof Muchlis. Selanjutnya ceramah diberikan oleh Drs. Dedi Dwitagama MM. MSI.

            Pak Dedi menjelaskan mengenai Trisentra pendidikan dari Ki Hajar Dewantara 1889-1959. Dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
·         Alam Keluarga
·         Alam Perguruan
·         Alam Pergerakan Pemuda

             Alam keluarga ialah menciptakan keluarga yang harmonis, karena keluarga adalah tempat manusia pertama kali mendapatkan pendidikan.
            Alam perguruan adalah sekolah dan pendidik. Bagaimana caranya sekolah bisa mewadahi/menfasilitasi proses belajar mengajar dengan  baik. Bagaimana pendidik bisa profesional dalam menjalankan tugasnya dalam proses transfer ilmu.
             Alam pergerakan pemuda bagaimana lingkungan juga berperan mengajarkan pendidikan untuk anak.
Hamil diluar nikah, corat coret baju setelah selesai UN,anak SMP merokok, dsb. Merupakan contoh dari gagalnya sistem pendidikan kita.
Pak Dedi juga menyampaikan bahwa manusia itu harus  PRODUKTIF !
Kita mati meninggalkan apa? setidaknya tinggalkanlah karya-karya tidak perlu dlam bentuk buku. Bisa dalam bentuk postingan di medsos, atau di blog, dsb. Yang terpenting adalah menulis, menulis apapun. Ciptakan karyamu. Dan jadilah manusia yang produktif. Itulah ceramah dari Pak Dedi.
Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa bertemu dengan orang-orang hebat dan mendengarkan ceramahnya. Semoga aku bisa menjadi seperti mereka. Dan tidak sabar untuk mengikuti rangkaian Ter berikutnya :-D

D. KAJIAN ONLINE :


Haii sobat UNJ, saat ini para peserta TER sedang kajian online di Grup WA lohh yang dimulai dari pukul 19:45 WIB tadi. Kajian kali ini kita akan dimoderatori oleh kak Fitri (Pendidikan Matematika 2012). Dengan narasumber... Pak Bukik Setiawan. Yuk kita lihat materi dan pertanyaan saat kajian online :D

MATERI :

Masa depan anak merupakan salah satu sumber keresahan banyak orangtua. Tentu wajar orangtua merasa resah dengan masa depan anak. Setiap orangtua tentu ingin anaknya menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna dibandingkan orangtuanya. Saya sendiri pun merasa resah dengan masa depan anak saya. Bahkan keresahan saya terhadap masa depan anak bisa dua kali lipat dibandingkan orangtua lain. Mengapa?
Saya sebagai dosen (ketika di psikologi Unair) menyaksikan banyak mahasiswa yang menjelang lulus masih bingung menentukan arah kariernya. Bingung menjawab, setelah lulus mau jadi apa?. Saya langsung terbayang, bagaimana bila anak saya yang mengalami kebingungan seperti kebanyakan mahasiswa tersebut. Keresahan tersebut yang mendorong saya untuk belajar mengenai psikologi perkembangan dan teori karier. Hasil belajar tersebut saya praktikkan sekaligus saya tuliskan di dua buku saya, Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir.
Apa itu Bakat? Berbeda dengan pandangan umum yang menganggap bakat sebagai potensi. Dalam buku Bakat Bukan Takdir, saya menjelaskan bakat sebagai aktivitas atau hasil karya yang sesuai potensi anak dan dihargai oleh masyarakat.  Karena bukan takdir, bakat adalah sesuatu yang harus diperjuangkan oleh anak dengan dukungan orangtua.
Sayangnya, tidak ada panduan buat orangtua (juga buat guru dan pendidik lainnya) dalam mendukung tumbuh kembang bakat anak. Kajian psikologi perkembangan membicarakan tumbuh kembang anak dari berbagai aspek tapi kurang mengkaitkannya dengan karier anak. Teori karier membicarakan persiapan karier bagi anak tapi tidak membicarakan tumbuh kembangnya sejak dini. Karena tidak ada panduan itu, saya kemudian merumuskan Siklus Perkembangan Bakat Anak.
Pada fase eksplorasi (anak usia 0-7 tahun), orang tua diundang belajar melakukan stimulasi, mengenali dan refleksi kecerdasan majemuk anak. Dalam Bakat Bukan Takdir akan dipaparkan ciri dan cara menstimulasi setiap delapan kecerdasan majemuk. Hasil akhir: anak menyadari kecerdasan majemuknya yang menonjol.
Pada fase Belajar Mendalam (anak usia 7 – 13 tahun), orang tua berlatih memandu anak menentukan BAKAT yang akan menjadi FOKUS belajarnya serta menumbuhkan kegemaran dan ketekunan belajar anak sesuai bakatnya itu.
Pada bagian akhir, orang tua berlatih menstimulasi anak membuat protofolio karya bakat sebagai media untuk menilai dan merefleksikan hasil belajarnya. Berbekal karya bakat itu, anak akan siap masuk pada fase berikutnya dari siklus perkembangan bakat anak yaitu Arah Karier (anak usia di atas 13 tahun) dan Berkarier (di atas 18 tahun). Karya bakat yang menjadi modal bagi anak untuk siap berkarier cemerlang di zaman kreatif.
Pada fase Arar Karier, anak menampilkan hasil karya agar mulai dikenal masyarakat. Anak mempelajari ekosistem bakatnya dengan berbagai cara seperti magang, membantu orang tua dll. Dengan demikian, anak tahu proses bisnis dari awal hingga dinikmati oleh masyarakat. Misal: anak yang berbakat sebagai guru sudah membantu seorang guru, mengamati guru itu mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Selain paham proses, anak bisa paham peran-peran yang terlibat dalam suatu bakat. Misal: dalam ekosistem bakat guru ada penulis bahan ajar, pembuat media belajar, pelatih guru, kepala sekolah dll.
Hasil melakukan eksplorasi ekosistem bakat itu yang dijadikan dasar buat anak dalam menyusun Arah Karier, semacam proposal, sebagai panduan bagi orangtua maupun anak itu sendiri dalam berkarier ketika fase Berkarier (18 tahun ke atas). Jadi memilih jurusan S1 pun sudah bagian dari proposal tersebut.
 Apa manfaatnya siklus perkembangan bakat itu?
1.    Anak mengalami proses belajar yang lebih bermakna, belajar yang terkait dengan masa depannya.
2.    Pendidik mempunyai panduan dalam memfasilitasi peserta didiknya.
3.    Potensi anak jadi lebih optimal dan memberikan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat
 Terakhir. Mungkin ada yang berpikir bakat kan hanya untuk orang kaya. Saya bantah anggapan itu di buku
Bakat adalah paduan antara potensi anak dengan kesempatan yang ada di lingkungan sekitar. Jadi anak manapun, kota maupun desa, pada dasarnya bisa mengembangkan bakat. Misal: anak yang hidup di pantai mempunyai beragam pilihan bakat sesuai dengan karakteristik daerah pantai tersebut.

DISKUSI :

1. Mutiara / Pend. Tata Boga / 2013
Pertanyaan :
saya mau bertanya pak, misal seseorang sebenarnya punya bakat terpendam, ia jg berusaha untuk mengasah bakat tsb, namun rasa percaya diri, takut, timbul dari dlm diri org tsb. Sebenarnya apa sih/ bagaimana cara mengatasi kasus tsb?

Jawaban :
Bila mengacu pada pengertiannya, aktivitas atau hasil karya yang sesuai potensi anak dan dihargai oleh masyarakat, maka tidak ada istilah bakat terpendam. Potensi terpendam mungkin ya. Pertanyaannya, apa yang membuat seseorang percaya diri dengan potensinya?
1. Dukungan dari orang sekitar. 2. Keberhasilan kecil yang pernah dialaminya.
3. Kesempatan yang beragam dan memadai untuk mencoba (gimana berhasil bila tidak ada kesempatan).
Cara mengatasi? 1. Cari teman yang mempunyai potensi yang sama. Atau orang yang percaya dengan anda. Gimana mau percaya?
2. Lakukan aktivitas sesuai potensi. Tidak perlu memberitahu orang lain. Coba coba coba.
3. Bila berhasil, ceritakan pada orang yang berpeluang percaya dan mendukung.

2. Mutiara_Pendidikan Tata Niaga 2014

Pertanyaan :
Bagaimana solusinya jika kondisinya kita sebagai anak usia 19 tahun blm memiliki bakat yang benar2 terfokus? Sedangkan semakin bertambah umur semakin banyak mengetahui hal baru dan semakin banyak ketertarikan kita dan akhirnya jadi semakin tidak fokus kita terhadap bakat kita

Jawaban :
Saya menyebutnya sebagai siklus, bukan tahapan sebagaimana teori karier yang lain. Karena saya percaya dan banyak buktinya, pengembangan bakat/karier bisa dimulai dari usia berapa saja. Siklus itu bisa dipakai oleh anak usia 19 tahun (bukan anak ya, anak kan sampai 18 tahun saja), dengan fase dan tugas yang sama tapi waktu yang dibutuhkan lebih pendek. Kebanyakan anak muda sekarang belum menuntaskan tugas perkembangan bakat pada fase Belajar Mendalam. Ada 4 tugas: fokus belajar, gemar belajar, tekun belajar dan belajar mendalam. Jadi mulailah memilih 1 - 3 bakat, tetapkan sasaran, pelajari (otodidak atau bersama komunitas), buatlah sejumlah karya yang sesuai bakatnya itu.

3. Raidah awwaliyah/pend. Sejarah 2014

Pertanyaan :
Apakah bakat ada yg baik dan buruk? Jika ada. Sejauh mana kita dapat mengetahuinya. Karna kadang banyak yg merasa nyaman akan bakat yg dia miliki. Namun bakat itu membuat dia lupa akan hal yg lain. Dan yg terakhir. Apakah bakat yg manusia miliki punya batas jumlah tesersindiri? Terima kasih pak

Jawaban :
Kembali lagi pada pengertian bakat, aktivitas atau hasil karya yang sesuai potensi anak dan dihargai oleh masyarakat. Mengacu pada pengertian itu, bakat bisa baik bisa buruk. Tapi baik buruknya mengacu pada penilaian masyarakat.
Bakat membuat dia lupa akan hal lain. Hal lain apa? Kebanyakan yang menekuni bakat memang cenderung asyik menikmati prosesnya sekaligus butuh tantangan lebih menantang dari waktu ke waktu. Bila lupa hal lain itu lupa yang aktivitas yang lebih penting, itu bukan persoalan bakat. Itu persoalan disiplin diri
Jumlah/ragam bakat sesuai konteksnya, mengacu pada kondisi masyarakat, kondisi alam dan perkembangan teknologi. Potensi menggambar pada jaman dulu, semisal, hanya membuat orang menjadi pelukis. Pada jaman sekarang bisa jadi komikus, ilustrator, pembuat iklan, desain huruf, desain grafis dll

4. Lingga Galuh Kirana, Akuntansi 2015

Pertanyaan :
Bagaimana bapak bisa menemukan siklus perkebangan bakat anak?

Jawaban :
1. Merasa resah. Baik resah masa depan anak, maupun dulu resah dengan nasib diri sendiri ketika mahasiswa. Aku pernah DO, pada titik itu terasa banget, betapa "tidak bermaknanya" kuliah selain memperpanjang masa mendapat uang saku (  ). Paska DO, studiku jadi lebih serius. Aku berusaha mencari kesempatan mendapatkan pendapatan dengan cara yang aku mampu. Sampai kepepet, akhirnya jadi juara 2 LKIP (Lomba karya inoatif produktif). Lumayan skripsi dibiayai negara
2. Membaca. Aku bukan termasuk pembaca tekun, tapi lebih ke jenis pembaca banyak bacaan. Aku sebenarnya psikolosi sosial, tapi terjerumus di psikologi industri dan organisasi (PIO). Dari PIO, aku belajar teori2 karier. Selain itu, aku juga membaca bacaan psikologi perkembangan dan pendidikan.
3. Sintesis. Dari bahan bacaan, aku merangkai2 berbagai bahan bacaan, mencoba menyusun solusi terhadap keresahanku. Aku bandingkan antar teori, apa kelebihan dan kelemahannya. Aku bandingkan contoh kasus (kehidupan tokoh) dengan teori dan sebaliknya.
Jadi sebenarnya aku tidak menemukan, tapi merumuskan dari berbagai teori maupun contoh kasus yang sudah ada.

5. Tita Setiawati PGSD 2013

Pertanyaan :
Bagaimana jika posisinya orangtua yg memetakan bakat anak berdasarkan keinginannya sendiri, bukan berdasarkan perkembangan potensi yg dimiliki?

Jawaban :
 Ya itu parah dan sayangnya sering terjadi. Tapi masih ada yang lebih parah kok. Hampir semua sekolah malah tidak pernah memetakan potensi anak.  Aku bingung menjawabnya sih. Ya orangtua harus disadarkan bahwa anak mempunyai potensi dan akan menjalani kehidupannya sendiri. Bagaimana caranya? Ceritakan berbagai kisah kehidupan orang-orang yang dianggap berhasil salah satunya.

6. Fitri Lestari Pendidikan Matematika 2012

Pertanyaan :
Kira2 sekolah seperti apa pak yg bisa mengembangakan bakat anak? Soalnya yg kita liat realita sekarang kan indikator ada pada UN semuanya merujuk ke UN dan hampir siswa dipusingkan dgn itu? Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani ini?

Jawaban :
Jadi gini, 95% sekolah hanya peduli akademis. 5% peduli potensi/bakat atau tapi belum menjadi fokus.
 Persentase kurang lebih berdasarkan pengamatan ya. Bukan berdasarkan hasil riset
Karena kondisi itu maka hanya sedikit anak yang menekuni suatu kegemaran. Kebanyakan habis energi di sekolah. Aku dan teman2 punya gerakan Suara Anak: forum bagi anak untuk presentasi tentang pengalamannya menekuni suatu kegemaran/bakat. Itu nyari narasumber anak susah sekali. Dan kalau pun dapat, kebanyakan justru anak homeschooling Suara Anak bisa dilihat di http://suara-anak.temantakita.com Anakku sekolah. Tantangannya pada orangtua. Jadi meski kondisi sekolah secara umum memprihatinkan, tapi sebenarnya masih bisa diatasi bila orangtua peduli dan mau bertanggung jawab terhadap proses pengembangan bakat anak. Karena itulah, bukuku bukan ditujukan buat guru, tapi buat orangtua.

7. Ricky pend. Bahasa dan sastra Indonesia angkatan 2015.

Pertanyaan :
Apakah di masa akan datang sekolah informal atau  sekolah berbakat lebih penting dan lebih berguna jika dibandingkan sekolah formal saat ini. Jika pada akhirnya di masa akan datang hanya orang-orang yang kreatif dan berbakat yang mampu bersaing secara global. Bisa jadi sekolah formal di masa depan akan ditinggalkan jika melihat dengan sekolah informal yang memang khusus menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat sesuai bidangnya. Terima kasih

Jawaban :
Jadi hingga usia 12 tahun, anak tetap perlu belajar kemampuan umum (calistung dll) sambil menekuni 1 - 3 bakat. Di atas 13 tahun, seharusnya sudah mulai diperkenalkan dengan penjurusan. Pendidikan formal sekarang mulai ditinggal kan kok. Ada dua kelompok yang meninggalkan: kabur untuk bekerja mendapatkan uang (seringkali jadi TKI) dan kelompok yang meninggalkan untuk mendalami bakatnya. Ulasannya http://temantakita.com/pengamat-burung/

8. Fauzia dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2013
 Pertanyaan :
Bagaimana kalau belum bisa menemukan bakatnya? Terkadang yang terjadi adalah ingin menguasai semua hal-hal yang sudah dia dapat sehingga akhirnya menjadi kebingungan, "saya punya bakat apa? Saya punya kelebihan di mana?" Padahal kalau menguasai banyak,hal tanpa terfokus malah menjadi kurang mendalam.

Jawaban :
Ada beberapa kemungkinan:
 1. Tidak punya fokus dan sasaran tertulis sehingga bertindak hanya karena suasana hati.
2. Tidak disiplin diri. Buatlah konsekuensi tertulis untuk setiap keberhasilan/kegagalan mencapai sasaran.
3. Bakatnya mungkin memang tidak di bidang yang dipelajari. Bakat manajer (dan beberapa bakat yang lain) justru membutuhkan pemahaman dangkal pada banyak bidang.

9. Istiandari/ PG PAUD/ 2014

Pertanyaan :
apakah dalam menstimulasi bakat bawaan anak dari lahir itu harus melalui keterampilan seni? Karena memang yang saya tahu pembelajaran anak usia dini itu menyenangkan dan lebih banyak ke seni? Terima kasih pa

Jawaban :
Tidak. Justru harus beragam, setidaknya 8 kecerdasan majemuk. Eksplorasi kecerdasan logika, bahasa, tubuh,  diri, relasi dll bisa kok melalui permainan. Contoh Kaysan tadi saya pilihkan bukan dari bidang seni, tapi dari bidang sains.

10. Laela Madjid Sejarah 2013

Pertanyaan :
Bagaimana caranya orang tua bisa mengenali bakat dan potensi anaknya sejak dini? Agar dari kecil mereka (orang tua) sudah mulai memfokuskan anak untuk mendalami bakatnya.

Jawaban :
Saya ubah dikit pertanyaannya. Bagaimana orangtua MAU mengenali bakat dan potensi anak?
1. Mengakui keresahan orangtua ttg masa depan anak. 2. Membongkar keyakinan lama bahwa ijazah sudah memadai untuk mencari kerja. (nanti saya tunjukkan statistiknya).
3. Menunjukkan contoh orang terkenal maupun orang di sekitarnya yang bahagia karena menekuni suatu bakat. Prosesnya butuh waktu jadi harus sabar dan terus menerus.

Setelah mau, baru bisa. Bagaimana BISA?
1. Stimulasi anak dengan beragam aktivitas (tepatnya: beragam permainan).
2. Amati dan kenali potensi anak. Cari aktivitas yang membuat anak menunjukkan perilaku seru: cepat belajar, asyik beraktivitas, puas dengan hasilnya dan ingin mengulang kembali.
3. Refleksi (pada anak usia 6 - 7 tahun) mengenai potensi anak dengan mengajak anak bicara mengenai aktivitas yang disukai dan potensi yang digunakan dalam melakukan aktivitas tersebut.

11. Dody Lintar, Pendidikan Sejarah/2014

Pertanyaan :
Untuk mengetahu bakat lebih baik dilakukan menggunakan apa ya pak? karena terkadang lihat bakat itu dengan tes psikologi, mnrt bapak apakah tes psikologi efektif pak? dan pandangan bapak mengenai tes psikologi itu gmn? Terimakasih

Jawaban :
Pada dasarnya, tes psikologi adalah alat bantu. Pada pemeriksaan fisik saja, disarankan menggunakan beberapa alat bantu agar bisa dibandingkan. Begitu pula penggunaan tes psikologi, hasilnya harus dikonfirmasikan pada anak (untuk usia diatas 7 tahun) atau dikonfirmasikan dengan hasil pengamatan orangtua. Tes psikologi sendiri harus menunjukkan akurasinya telah teruji oleh riset, bukan sekedar testimoni.

Selesai juga kajian Online kita pada hari ini. Kajian ini pun ditutup oleh Moderator pada kajian online kali ini.

E. KAJIAN 2 (HARDIKNAS) :


Dalam menceritakan Kajian2 kali ini akan diceritakan oleh Yulpiana Ismaniar dari Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 yuk lihat ceritanya :D (Sumber : http://yulpianaismaniar.blogspot.co.id/2016/05/press-release-kajian-akbar-ter-gerget.html?m=1)

Mau dibawa kemanakah pendidikan kita ini? Apakah kita rela pendidikan kita diseret-seret oleh oknum yg mengatasnamakan kekuasaan? Ada 5 hal yang akan digencarkan dalam aksi 2 Mei nanti, yang mana satu dengan lainnya saling berhubungan. 5 hal tersebut antara lain :

1. Idealkan UKT
 UKT di UNJ ada sejak tahun 2012, dulu tidak ada UKT adanya hanya uang pangkal. Uang pangkal yang dibayar di awal perkuliahan dengan jumlah nominal yang besar. Kenapa UKT diberlakukan? Untuk meringankan biaya masuk, sehingga mahasiswa tidak membayar uang pangkal lagi cukup hanya UKT untuk per semesternya. UKT (Uang Kuliah Tunggal) seharusnya ini sudah menjadi keseluruhan pembayaran sehingga kami mahasiswa tidak harus mengeluarkan uang lagi entah itu untuk KKN, KKL ataupun wisuda. Tetapi pada kenyataannya mahasiswa masih harus mengeluarkan uang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut bang Sholeh (Ketua BEM FIP 2016) kenapa kok KKL masih memungut uang dari mahasiswa? Itu karena banyak mahasiswa yang memilih tempat yang jauh untuk pelaksanaan KKL, sehingga univ tidak dapat membackup dana tersebut. Dan bagaimana kesenjanagn yang terjadi antara si kaya dan si kurang mampu? Biasanya ada yang namanya subsidi silang, yaitu si kaya membayar lebih untuk membackup dana si kurang mampu. Wajarlah jika KKL bukan disingkat Kuliah Kerja Lapangan namun diplesetkan menjadi Kuliah Kerja Liburan.  Sebenarnya tidak ada aturan dari Dikti mengenai KKN dan KKL tetapi amanah dari Negara kepada Perguruan Tinggi untuk pengabdian masyarakat. Kami juga menolak uang pangkal untuk jalur seleksi mandiri, mungkin di UNJ sudah tidak ada tetapi di univ-univ lain masih diberlakukan penerapan tersebut

2. Kembalikan BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri)
Anggaran pendidikan :
2012 ( 336, 848 trilliun
2013 ( 345, 335 trilliun
2014 ( 371,2 trilliun
2015 ( 404 trilliun
2016 ( kemendikbud 49,23 trilliun dari sebelumnya 53,27 trilliun
          ( Kemenristek 37, 98 trilliun dari sebelumnya 43,79 trilliun
Kenapa di tahun 2016 turun? Karena Presiden Jokowi/Jusuf Kalla lebih menekankan anggaran untuk infrastruktur pembangunan. Seperti pembangunan jalan tol
UKT = DKT – BOPTN
Jika BOPTN turun maka jalan pintas yang paling realistic adalah penaikan UKT. Jika UKT naik maka mahasiswa akan kesulitan untuk kuliah akhirnya Drop Out besar-besaran akan terjadi

Oleh karena itu aksi kami akan membahas tentang :
·         Menolak pengurangan BOPTN
·         Pemerintah harus serius merumuskan anggaran BOPTN

3. Kembalikan beasiswa BPA dan BPP
Beasiswa ini dirasa 99,99 % sangat membantu bagi mahasiswa yang kesulitan membayar UKT, tetapi rencananya beasiswa ini akan dihapuskan. Jika BOPTN turun, UKT naik, dan beasiswa BPA BPP dihapuskan. Bagaimana kami mahasiswa akan melanjutkan studi kami? Jalan pintas yang akan kami lakukan untuk membantu orang tua adalah dengan berjualan, otomatis pikiran kami terpecah belah antara dagangan yang laku atau tidak dengan mata kuliah yang masuk atau tidak. Akibatnya kontribusi kami terhadap pendidikan menjadi turun, akademik turun dan non aktif dalam organisasi. Belum lagi kerja advokasi menjelang deadline UKT pasti sangat berat, mereka harus meminta perpanjangan waktu pembayaran UKT kepada rektor dan sebisa mungkin membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Tetapi dana di setiap BEM tidak akan cukup untuk menutupi semua kekurangan tersebut.

Oleh karena itu beasiswa BPA an BPP harus dipertahankan demi keberlangsungannya kuliah yang efektif.

4. PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum)
UI sudah PTNBH, dan UNJ menuju PTNBH di tahun 2020, PTNBH Indonesia mengikuti yang ada di Amerika Serikat. Kekurangannya PTNBH kampus isinya orang kaya beroda empat. Kelebihannya univ yang sudah PTNBH mendapatkan BOPTN yang tinggi . PTNBH ( Tanggungan pemerintah menjadi ringan karena banyak investor dari luar yang meminta kerjasama dengan PT tersebut

5. Menolak liberasi dan komersialisasi yang megatasnamakan PTNBH
Tuntutan kami yaitu :
·         Tolak segala liberasi dan komersialisasi atas PTNBH
·         Adanya kepastian tidak naiknya UKT yang dibebankan kepada mahasiswa setelah PTN beralih ke PTNBH

F. PUNCAK TER :


Hai kamu-kamu hari ini ada Puncak TER lohh ‪#‎PuncakTER  Para peserta udah semangat nihh buat ikut rangkaian puncak TER, dimana sih acaranya ? di... SMK Mitra Indonesia Jalan Kp Parunggede RT.04/02 Desa Pasirtanjung Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor - 16840  Para peserta berangkat dari Terbuk UNJ pukul 15:00 WIB, dan pukul 18:00 WIB tadi peserta sudah sampai dilokasi nih   Nah saatnya para peserta untuk beristirahat nih, kira2 nanti malam akan dilanjutkan acaranya. Iyapp acara dimulai lagi nihhh acara dimulai pukul 21:00 WIB nihh 😄 Iya langsung deh kita mulai dengan acara presentasi-presentasi penugasan (individu dan kelompok). Penugasannya apa aja ?  Iyaap penugasannya : celoteh anak, rilis ke Blog, Kunjungan tokoh, dan video dokumenter kelompok kegiatan TER 2016 Iyap acara kali ini dipandu oleh Dody (Pend Sejarah 2014) penugasan-penugasan mengenai kunjungan tokoh : dari kelompok 2, 3, 6, 10, 11, dan 12 Lalu untuk penugasan individu ada 2 orang nih yang memaparkan celoteh anaknya Penugasan video dokumenter sendiri yanh udah kita tonton dokumenter dari kelompok 10 dan 12. Naah setiap penugasan-penugasan itu berdurasi 5 menit nihh dengan paparan secara garis besar   Setelah presentasi acarapun ditutup pada pukul 22:34 WIB, dan saatnya para peserta untuk tidur dan beristirahat  yang belum presentasi akan dilanjutkan esok hari nihh. sampai jumpa untuk teman, sampai jumpa esok hari pukul 04:00 WIB, selamat beristirahat teman-teman

Kira2 jam 4 pagi teman-teman sudah siap bangun menunggu waktu solat  Setelah itu para peserta dan panitia melakukan aktivitas solat habis itu... selesai solat ada Dzikir bersama membuka pagi ini dengan sesuatu yang bermanfaat nih. Setelah dzikir, para peserta pun bersiap untuk melakukan kesegaran jasmani, stlh td kesegaran rohani Waktunya kita senam pagi nihh dipimpin oleh Kak Arief, Kak Fatra lalu ada Anto dan Chandra yukk diregangkan tubuhnya setelah senam kita langsung dehh ada games nih yaitu Tiktak dan Lanjutkan cerita hehe  selanjutnya para peserta melaksanakan beres-beres mandi nih biar makin segar tubuhnya hehe  Para peserta terlihat senang skli nih dalam games apalagi pas senam hehe. waahh senang hati dan segar jasmani mantaplah  lalu para peserta lanjut nih lanjut untuk sarapan pagi, Wahh semangat ya makannya biar makin sehat nih biar smpe akhir selanjutnya para peserta melaksanakan beres-beres mandi nih biar makin segar tubuhnya hehe  Habis itu kita sekarang masuk sesi sharing bersama pak Ahmad Royani (Oyan) mengenai pembangunan sekolah ini  Yuk disimak materi, kita gali kunci keberhasilan pak Oyan dalam membangun sekolah. Setelah materi dari pak Oyan, agenda selanjutnya adalah presentasi kelompok 4 :)  Kelompok 4 sedang mempresentasikan hasil bedah bukunyq yaitu bejudul "Bella, Sekolah Tanpa Air Mata" Selanjutnya kelompok 5 sedang mempresentasikan hasil bedah bukunya yaitu "Ayah Edy: Memetakan Potensi Unggul Anak". Kemudian dilanjut presentasi dari kelompok 9 presentasi bedah buku dengan judul "Laskar Pelangi"  lalu, Peserta TER sedang membuat rak buku, guna kepentingan perpustakaan. ‪#‎bermanfaat  Lanjut lagi nihh setelah tadi ada yang bikin rak buku, ada jg nih para peserta memberikan motivasi dan smgt kpd ank2.  Ohh iyaa kita juga ada jargon nih? masih pada inget kann ? heh.  Tujuan memberikan motivasi biar tmn2 dr smk mitra Indonesia punya semangat dalam nih buat belajar  Dan juga memberikan inspirasi kepada anak2 agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dan cerita2 juga nih  Langsung deh kita istirahat buat sholat Ashar, dilanjutkan dengan materi selanjutnya diruang kelas (kegiatan)... Materi dan diskusi, dimulai pukul 16:20 WIB yaitu Pendidikan Kontemporer dengan titik fokus ke UU No 20 tahun 2003 sesi ini dibawakan oleh Bang Miqdad (Kapten Eduwa Garda 7) dimulai dengan materi yang dibawakan pada presentas.  Bnyk prtnyaan dilontarkan mengenai Pendidikan Indonesia disaat ini, yang kita coba kupas bersama dan cari solusinya. Setelah pemaparan, saatnya dimulai sesi tanya jwb para peserta dgn pemateri dan diiringi pernyataan juga oleh org lain Pertanyaan ada 3 nih yanh dilontarkan oleh para peserta, dan terasa makin semangat nih untuk bertanya  Selanjutnya diskusi pun ditutup pukul 17:40 WIB ditutup dengan salam dan tak lupa Jargon TER 2016 nih oleh Moderator, lalu ishoma hingga 19: 30, lalu makan malam nih dan masuk ke kapita selekta Eduwa jam 20:00 WIB, dan tukar kado  waah senangnya banyak raut ekspresi saat melihat kadonya nih hehe. Dan akhirnya hari kedua pun usai juga deh.

Baiklah kegiatan hari ke tiga pun dimulai nih. Para peserta dan panitia sudah terbangun jam 4 pagi, memulai hari dengan Ibadah dan Dzikir  Setelah itu para peserta TER pun melakukan pemanasan, dan tak lupa untuk sarapan pagi Setelah sarapan, para peserta pun naik nih ke mobil bak dan bersiap untuk Tracking ke mendaki bukit ke Curug Sebelumnya kita juga pergi nih ke SMP Ar-Royan dan pergi juga ke atas dekat pemakaman Cina yang pemandangannya indah Beberapa menit kemudian kita sampai di titik awal untuk menuju Curug, dan berjalan kaki sekitar 1 jam-an Dan tibalah kita di Curug yang indahnya luar biasa Lalu diadakanlah pengukuhan Eduwa Muda Garda 8, yang brjmlh 27 orang nih 😄 selamat datang keluarga baru Saat pengukuhan tak lupa ada sambutan dari Ketua BEM UNJ (Bang Bagus), Kapten Eduwa (Bang Miqdad), dan Kadept Diklit (Bang Hendy)  Setelah itu kitapun kembali pulang dan langsung untuk ishoma dan beres-beres mandi Lalu, kita pun makan siang nihh  Kurang pas rasanya bila enggak foto-foto nihh hehe  Selanjutnya ada penutupan dan pemberian tas secara simbolis serta peletakan rak buku dan bukunya. Oh iya kita berangkat dari lokasi pukul 15.00-an, dan sampai UNJ kira-kira pukul 19-an WIB nih maka berakhirlah Puncak TER dan Rangkaian TER 2016.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan Puncak TER Berakhirlah rangkaian TER 2016. Terimakasih kami haturkan untuk segala pihak yang telah membantu pelaksanaan TER ini  Smangat para pembelajar dan terus berkarya bagi masa depan Pendidikan Indonesia, selamat datang Garda 8. Kami tunggu di acara2 Eduwa nih Sampai jumpa di TER tahun depan 2017 nanti. TERimakasih dan salam mendidik menata peradaban.

TER 2016 :
Kolaborasi Pemuda Untuk Pendidikan Indonesia!

Hidup Mahasiswa!
Hidup Pendidikan Indonesia!

Eduwa UNJ ?
Mendidik Menata Peradaban!



Categories: