Mata Yang Enak Dipandang
Posted by EduwaUNJ on 11.19
oleh: Kurnia Ismi T
Kumpulan cerpen ini
karangan Ahmad Tohari dari rentang tahun 1983 – 1997. Ahmad Tohari, seperti biasa, mengangkat
cerita dari orang – orang pinggiran.
Bagaimana pergumulan bathin yang terjadi
atas mereka. Siapa yang tahu, bahwa seorang pengemis buta (Mirta, namanya) yang
meniti karirnya sejak puluhan tahun lalu hapal betul perbedaan yang kasat mata.
Yaitu antara orang – orang yang suka memberi dengan yang tidak. Ia bilang, mata
orang – orang yang suka memberi, lain. Mata yang enak dipandang. Ia paham betul
hal itu karena sudah puluhan anak – anak yang bertugas menuntunnya bilang
begitu. Kita bisa belajar dari kisah ini bahwa bahkan pengemis buta hapal
betul, sorot mata apa yang dimiliki orang yang begini, dan orang yang begitu.
Akhir – akhir ini banyak artikel – artikel yang
memaparkan bagaimana seorang pengemis kaya raya dan modus – modus penipuannya.
Namun, kita bisa juga belajar ikhlas dan percaya bahwa apa yang kita beri, akan
kembali dengan jauh lebih baik selama kita meyakini janji-Nya. Dalam cerpen
Penipu Yang Keempat, diceritakan tokoh utamanya didatangi tiga penipu yang
mengharap belas kasihnya.
Ia selalu mengamati, mendengarkan cerita – cerita
mereka hingga selesai untuk kemudian memberi bekal uang kepada mereka. Ia
bukannya tertipu mentah – mentah, ia bahkan menganalisis dahulu cerita – cerita
mereka, memberi sedikit argumen, baru memberi uang. Untuk penipu yang keempat,
ia bahkan mencari sendiri penipu itu yang tidak lain adalah penipu yang ketiga
juga. Ia menemuinya untuk mendengarkan kembali dan mengamati gesture serta
jalinan cerita yang secara berbeda – beda dipaparkan. Ia memberi uangnya lagi.
Dalam bathinnya, ia yakin telah memenangkan seluruh harta yang telah ia
keluarkan.
Karena masalah utamanya bukanlah valid – tidaknya cerita yang mereka
karang. Melainkan, bagaimana harta yang ia sadari secara penuh diberikan kepada
oranglain. Karena ia yakin, janji Allah adalah benar adanya. Ia tersenyum
karena kemenangan ada di genggaman.
Categories: ayo baca
